BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan teknologi dan
sistem informasi, menjadikan kehidupan manusia semakin kompetitif, terjadinya
pergeseran nilai, dan penyebab terjadinya ganguan mental ( jiwa ). Kondisi
kesehatan mental ( gangguan jiwa ) masyarakat dunia dewasa ini dikarenakan
beberapa faktor, yang diantaranya adalah kemiskinan, pengangguran, keadaan
lingkungan yang semakin hari semakin memburuk, serta sikap hidup yang
matrealistik dan hedonistik.
Di Indonesia misalnya, di tahun 2005
kasus HIV/AIDS sangat marak terjadi penularannya, baik melalui jarum suntik
maupun pergaulan bebas. Menko kesra dalam pernyataannya mengatakan bahwa tidak
ada satupun provinsi di Indonesia yang terbebas dari HIV/AIDS( harian Republika, terbit 26 Mei 2006 ).
Menurut hasil penelitian sebuah media cetak, pada tahun 2005 pengidap HIV/AIDS marak
terjadi di kalangan masyarakat berusia 20- 29 tahun dengan penularan 50,1 %
melalui jarum suntik. Sedangkan menurut WHO atau lembaga kesehatan dunia
sekitar tahun 1993 sebanyak 14 juta jiwa mengidap HIV/AIDS dan terjadi
peningkatan yang signifikan di akhir abad ke 20 yakni sekitar 40 juta jiwa yang
mengidap penyakit tersebut. Belum lagi kasus narkoba yang sampai saat ini semakin
menjadi. Di Jakarta saja pada tahun 1999
= 1.3 juta dengan omset biaya 780 milyar/hari, dan pecandunya sekitar usia
15-24 tahun (Harian Surya, 25 oktober
1999).
Maka perlu peningkatan kemampuan (life skills) secara terus menerus dalam berbagai aspek kehidupan
melalui proses belajar, belajar sepanjang hayat dan sejagat
hayat. Dan bimbingan konseling merupakan salah satu upaya memfasilitasi
individu dalam mengakses individu yang bermutu, mengintegrasikan hidup,
belajar, dan bekerja serta menumbuhkembangkan individu sebagai pribadi,
profesional, dan warganegara yang self
motivated.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam
tulisan ini ada beberapa masalah yang akan dibahas diantaranya yaitu :
a. Apa
Pengertian bimbingan dan konseling ?
b. Apa
Tujuan Fungsi bimbingan dan konseling ?
c. Apa
pengertian psikoterapi ?
d. Apa
fungsi dan tujuan psikoterapi ?
e. Apa
perbedaan psikoterapi dan konseling ?
f. Bagaiamana
konsep menolong dalam islam ?
C.
Tujuan
Penulisan
a. Untuk
mengetahui pengertian bimbingan konseling,
b. Untuk
mengetahui tujuan serta fungsi bimbingan dan konseling,
c. Untuk
mengetahui pengertian psikoterapi,
d. Untuk
mengetahui tujuan dan fungsi psikoterapi,
e. Untuk
mengetahui perbedaan antara konseling dan psikoterapi,
f. Serta
mengetahui bagaimana konsep menolong dalam islam.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Bimbingan
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli
bidang bimbingan
konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian,
pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan
merupakan suatu proses pemberian bantuan.
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah
bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang
dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri,
memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang
lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004:
99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang
ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan
bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu
atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan
hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya.
Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94),
mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu
untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (process of
helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan
lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan
konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga
mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun
sosial).
B.
Pengertian
Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap
muka antara dua orang dimana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam
hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan
kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan
potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat.
Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan
menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 :
101).
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan
bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor
yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau
seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan
dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap
ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi
dirinya. Dalam hal ini dapat disimpulkan pula bahwa yang dimaksud dengan
konseling adalah proses interaksi
antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau
tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu
klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang
dialaminya.
Dari
pengertian bimbingan dan konseling maka dapat kita tarik sebuah kesimpulan
bahwa bimbingan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik
individu atau kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam
hubungan pribadi, sosilal, belajar, karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung atas dasar norma yang berlaku. Dalam hal ini, kemudian
muncul istilah konselor. Yang berarti bahwa seorang konselor merupakan seorang
tenaga professional yang melaksanakan layanan
professional bimbingan dan konseling. ( ketetapan pengurus besar asosiasi bimbingan dan konseling Indonesia
Nomor 01/Peng/PBABKIN/2007 ). Jadi konselor adalah pelaksana utama yang mengkoordinasi semua kegiatan
yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Dalam kegiatan
bimbingan konseling terdapat hubungan timbal balik antara dua individu, di mana
seorang konselor membantu yang lain, supaya dia memperoleh konsep diri dan
kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah
lakunya pada masa yang akan datang yang disebut dengan klien atau konselee.
Kemudian
bagaimana kedudukan BK dalam proese pendidikan ? Bimbingan konseling merupakan
bagian integral dari proses pendidikan untuk membantu siswa mengembangkan diri
agar mencapai hasil perkembangan yang optimum sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Melalui layanan bimbingan dan konseling para siswa dibantu dalam
mengembangkan perilaku dan keterampilan personal, sosial, komunikasi,
emosional, akademik, berpikir kritis, dan karir. Para siswa juga terbatu untuk
meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain. Serta mengatasi
masalah yang dihadapi dalam bidang personal, sosial, akademik dan karir.
C.
Tujuan
Bimbingan Konseling
Setiap disiplin ilmu baik yang mengkaji masalah
teologi maupun sains sudah pasti memiliki tujuan. Apalagi BK yang peranannya
adalah untuk mengembangkan potensi individu dalam memahami diri sendiri dan
orang lain serta memecahkan permasalahan yang dihadapi memiliki tujuan yang
pasti. Tujuan dari bimbingan dan konseling adalah :
a.
Menghayati nilai-nilai agama
sebagai pedoman dalam berperilaku
b.
Berperilaku atas dasar
keputusan yang mempertimbangkan aspek- aspek nilai dan berani menghadapi resiko.
c.
Memiliki kemampuan
mengendalikan diri (self-control) dalam
mengekspresikan emosi atau
dalam memenuhi kebutuhan diri.
d.
Mampu memecahkan masalah secara
wajar dan objektif.
e.
Memelihara nilai-nilai
persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain.
f.
Menjunjung tinggi nilai-nilai
kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial.
g.
Mengembangkan potensi diri
melalui berbagai aktivitas yang positif
h.
Memperkaya strategi dan mencari
peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.
i.
Mengembangkan dan memelihara
penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.
j.
Meyakini nilai-nilai yg
terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg
bermartabat.
D.
Fungsi
Bimbingan Konseling
Terlepas dari tujuan, kini fungsi
bimbingan dan konseling. BK berfungsi sebagai:
a.
Pemahaman, yakni memahami karakteristik,potensi,tugas-tugas perkembangan Pesertadidik dan membantu mereka
untuk memahaminya secara
objektif/ realistik,
b.
Preventif, yaitu memberikan layanan orientasi dan informasi mengenai
berbagai aspek kehidupan yang patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah
c.
Pengembangan, yaitu memberikan layanan
bimbingan
untuk membantu
peserta didik mampu mengembangkan potensi
dirinya/tugas-tugas perkembangnnya,
d. Kuratif, yakni membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi, sosial, belajar, atau karir)
E. PSIKOTERAPI
a.
Pengertian
Psikoterapi berasal dari kata psyche dan therapy.
Kata psyche berarti jiwa. Sedangkan therapy yang berarti
penyembuhan. Dalam bahasa arab psyche dapat
dipadankan dengan “nafs” dengan bentuk jama’nya “anfus” atau “nufus”
yang berarti jiwa, ruh, darah, jasad, orang diri dan sendiri. Sehingga arti
sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang.
Menurut corsini ( 1989 ) merupakan proses formal dari interaksi
antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri atas satu orang, tetapi ada
kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan
memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan pada salah satu dari kedua belah
pihak karena malangfungsi pada salah satu dari bidang seperti fungsi kognitif
dan fungsi afektif.
Lewis R. Worberg M.D dalam bukunya yang berjudul the technique
psychotherapy, mengatakan bahwa yang disebut dengan psikoterapi adalah perasaan dengan menggunakan alat-alat
psikologi terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana
seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan professional dengan pasien
yang bertujuan untuk menghilangkan, mengubah, atau menurunkan gejala-gejala
yang ada.
b.
Fungsi dan Tujuan
Psikoterapi
Fungsi psikoterapi
adalah sebagai berikut :
- Fungsi pemahaman ( understanding ), yaitu memberikan pemahaman pengertian tentang manusia problematikanya dalam hidup dan kehidupan serta bagaimana mencari solusi dari problematika tersebut secara baik dan benar.
- Fungsi pengendalian ( control ) yakni memeberikan potensi yang dapat mengarahkan aktivitas setiap manusia agar tetap terjaga dalam pengendalian dan Allah s.w.t. Sehingga tidak akan keluar dari hal kebenaran, kebaikan, dan kemanfaatan. Cita-cita dan tujuan hidup dan kehidupan akan dapat tercapai dengan sukses. Eksistensi dan esensi diri senantiasa mengalami kemajuan dan perkembangan yang positif serta terjadi keselarasan dan harmoni dalam kehidupan bersosialisasi. Baik secara vertikal maupun horizontal.
- Fungsi Peramalan atau Analisa Kedepan (Prediction). Dengan ilmu ini seseorang akan memiliki potensi dasar untuk dapat melakukan anlisa kedepan tentang segala peristiwa, kejadian, dan perkembangan. Hal itu dapat dibawa dan dianalisa berdasarkan peristiwa masa lalu, sedang, atau akan terjadi. Dengan mengetahui sesuatu yang akan terjadi, maka seseorang akan dapat mempersiapkan diri untuk tindakan antisipasi. Jika peristiwa itu akan membawa manfaat atau tidak, kebaikan atau tidak, kebenaran atau tidak. Dan akhirnya banyak mengundang hikmah dan kebaikan bagi kehidupan manusia.
- Fungsi Pengembangan (Development). Mengembangkan ilmu keislaman, khususnya tentang manusia dan seluk beluknya. Baik yang berhubungan dengan problematika ketuhanan menuju keinsanan, baik yang bersifat teoritis, aplikatif, maupun empirik. Bahkan bagi yang mempelajari dan mengaplikasikan ilmu ini, iapun berarti melakukan proses pengembangan esensi keinsanan yang sempurna.
- Fungsi Pendidikan (Education). Hakikat pendidikan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Misalnya dari keadaan tidak tahu menjadi tahu. Dari buruk menjadi baik. Atau dari yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.
Disamping
fungsi-fungsi utama tersebut, masih ada fungsi yang bersifat spesifik, yaitu :
.
- Fungsi pencegahan (prefention), dengan mempelajari, memahami dan mengaplikasikan ilmu ini, seseorang akan dapat terhindar dari hal-hal, kejadian, peristiwa yang membahayakan dirinya, jiwa mental, spiritual, atau moralnya.Sebab ilmu ini akan dapat menimbulkan potensi prefentif.
- Fungsi penyembuhan dan perawatan (treatment), psikoterapi islam akan membantu seseorang melakukan, pengobatan, penyembuhan, dan perawatan terhadap gangguan mental, spiritual, dan kejiwaan, seperti dengan dzikrullah, hati dan jiwa menjadi tenang dan damai.
- Fungsi Pensucian dan Pembersihan (Sterilisasi/Purification). Psikoterapi islam melakukan upaya pensucian diri dari bekasan-bekasan dosa dan kedurhakaan dengan pensucian najis (istinja), pensucian yang kotor (mandi), pensucian yang bersih (wudlu), pensucian yang suci atau fitri (shalat/taubat) dan pensucian yang maha suci (dzikrullah, mentauhidkan Allah)
Adapun tujuan
dari psikoterapi adalah :
- Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey ( 1987 ), yaitu membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang telah lewat dan menyusun sintesis baru dari konflik-konflik yang lama.
- Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey ( 1991 ), yaitu membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat melalui konflik-konflik yang ditekankan melalui pendekatan intelektual.
- Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey yaitu, agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggungjawab terhadap arah kehidupan seseorang.
c.
Perbedaan Psikoterapi
dengan Konseling
Perbedaannya
adalah :
- Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memfokuskan pada masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
- Konseling dijalankan atas dasar falsafah atau pandangan terhadap manusia,sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi.
- Konseling dan psikoterapi berbeda tujuan dan cara mencapai tujuan masing-masing.
d.
Konsep
Menolong dalam Islam
Dalam islam konsep tolong menolong berdasarkan kepada
firman allah surat al-maidah ayat 2 yang artinya :
“Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Dalam bahasa arab tolong menolong diartikan sebagai
ta’awun. Konsep ta’awun ini merupakan dasar yang dijadikan asas untuk
mengaplikasikan teori islam atas harta. Dengan tanpa adanya ta’awun maka teori
tersebut tidak dapat diwujudkan.
Dan tanpa adanya pemahaman yang benar tentang makna
ta’awun dan keimanan yang mendalam, maka kehidupan masyarakat islam tidak akan
pernah terbangun, dan konsep ekonominya sebatas retorika. Masyarakat islam
mempunyai syiar dan rahmat Tuhan lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (
seperti dalam surat az zukhruf ayat 32 ). Dalam arti harta kekayaan bukanlah
menjadi tujuan hidup, harta berfungsi sebagai fungsi pokok kehidupan dan
mempunyai tugas sosial yang cukup urgen. Manusia sama dihadapan Allah dan yang membedakan adalah kadar takwa yang
akan menyampaikan seorang hamba pada rahmat Allah.
BAB V
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Bimbingan
adalah proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu
agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan
menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma
kehidupan ( agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna
(berbahagia, baik secara personal maupun sosial). Sedangkan konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan
klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui
media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat
mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya. Jadi,
bimbingan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik
individu atau kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam
hubungan pribadi, sosilal, belajar, karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung atas dasar norma yang berlaku.
Kedudukan BK
dalam pendidikan yakni, Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari
proses pendidikan untuk membantu siswa mengembangkan diri agar mencapai hasil
perkembangan yang optimum sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Melalui
layanan bimbingan dan konseling para siswa dibantu dalam mengembangkan perilaku
dan keterampilan personal, sosial, komunikasi, emosional, akademik, berpikir
kritis, dan karir.
Tujuan BK sendiri salah satunya adalah mampu memecahkan masalah secara
wajar dan objektif serta dapat memelihara nilai-nilai
persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan fungsi BK adalah
sebagai pemahaman, preventif, pengembangan dan kuratif.
Psikoterapi berasal dari kata psyche dan therapy.
Kata psyche berarti jiwa. Sedangkan therapy yang berarti
penyembuhan. Dalam bahasa arab psyche dapat
dipadankan dengan “nafs” dengan bentuk jama’nya “anfus” atau “nufus”
yang berarti jiwa, ruh, darah, jasad, orang diri dan sendiri. Sehingga arti
sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang. Fungsi
psikoterapi adalah memberikan fungsi pemahaman, fungsi pengendalian, fungsi
prediktif, fungsi pengembangan (Development),
fungsi pendidikan (Education).
Disamping
fungsi-fungsi utama tersebut, masih ada fungsi yang bersifat spesifik, yaitu, fungsi
pencegahan (prefention), fungsi penyembuhan dan perawatan (treatment),
fungsi pensucian dan pembersihan (Sterilisasi/Purification). Adapun
tujuan dari psikoterapi salah satunya adalah dengan pendekatan psikodinamik
yaitu membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari.
Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang telah
lewat dan menyusun sintesis baru dari konflik-konflik yang lama. Salah satu
perbedaan psikoterapi dengan konseling adalah konseling lebih berfokus pada
konseren, ikhwal, masalah pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan
psikoterapi lebih memfokuskan pada masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
Dan tanpa adanya pemahaman yang benar tentang makna
ta’awun dan keimanan yang mendalam, maka kehidupan masyarakat islam tidak akan
pernah terbangun, dan konsep ekonominya sebatas retorika. Masyarakat islam
mempunyai syiar dan rahmat Tuhan lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (
seperti dalam surat az zukhruf ayat 32 ). Dalam arti harta kekayaan bukanlah
menjadi tujuan hidup, harta berfungsi sebagai fungsi pokok kehidupan dan
mempunyai tugas sosial yang cukup urgen. Manusia sama dihadapan Allah dan yang membedakan adalah kadar takwa yang
akan menyampaikan seorang hamba pada rahmat Allah.
b.
Saran
Penulisan
makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan. Kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Hawari, Dimensi Religi
dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi, Jakarta: FKUI, 2002
Yahya Jaya, Spiritual
Islam Dalam Menumbuhkembangkan Kepribadian dan Kesehatan Mental, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya Offset, 1994
James P. Chaplin, Dictionary of
Psychology, Terj, Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta:
Rajawali, 1999
Abdul Mujib dan
Jusuf Mudzakkir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2001
Emha Ainun Najib, Intisari Mind. Body
and Soul, Jakarta: PT. Intisari Mediatama, 2005
Bimo
Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset, 1997
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1993