Senin, 23 September 2013

konsep dasar bimbingan dan konseling



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Seiring dengan kemajuan teknologi dan sistem informasi, menjadikan kehidupan manusia semakin kompetitif, terjadinya pergeseran nilai, dan penyebab terjadinya ganguan mental ( jiwa ). Kondisi kesehatan mental ( gangguan jiwa ) masyarakat dunia dewasa ini dikarenakan beberapa faktor, yang diantaranya adalah kemiskinan, pengangguran, keadaan lingkungan yang semakin hari semakin memburuk, serta sikap hidup yang matrealistik dan hedonistik.
Di Indonesia misalnya, di tahun 2005 kasus HIV/AIDS sangat marak terjadi penularannya, baik melalui jarum suntik maupun pergaulan bebas. Menko kesra dalam pernyataannya mengatakan bahwa tidak ada satupun provinsi di Indonesia yang terbebas dari HIV/AIDS( harian Republika, terbit 26 Mei 2006 ). Menurut hasil penelitian sebuah media cetak, pada tahun 2005 pengidap HIV/AIDS marak terjadi di kalangan masyarakat berusia 20- 29 tahun dengan penularan 50,1 % melalui jarum suntik. Sedangkan menurut WHO atau lembaga kesehatan dunia sekitar tahun 1993 sebanyak 14 juta jiwa mengidap HIV/AIDS dan terjadi peningkatan yang signifikan di akhir abad ke 20 yakni sekitar 40 juta jiwa yang mengidap penyakit tersebut. Belum lagi kasus narkoba yang sampai saat ini semakin menjadi. Di  Jakarta saja pada tahun 1999 = 1.3 juta dengan omset biaya 780 milyar/hari, dan pecandunya sekitar usia 15-24 tahun (Harian Surya, 25 oktober 1999).
Maka perlu peningkatan kemampuan (life skills) secara terus menerus dalam berbagai aspek kehidupan melalui proses belajar, belajar sepanjang hayat dan sejagat hayat. Dan bimbingan konseling merupakan salah satu upaya memfasilitasi individu dalam mengakses individu yang bermutu, mengintegrasikan hidup, belajar, dan bekerja serta menumbuhkembangkan individu sebagai pribadi, profesional, dan warganegara yang self motivated.
  
B.     Rumusan Masalah
Dalam tulisan ini ada beberapa masalah yang akan dibahas diantaranya yaitu :
a.       Apa Pengertian bimbingan dan konseling ?
b.      Apa Tujuan Fungsi bimbingan dan konseling ?
c.       Apa pengertian psikoterapi ?
d.      Apa fungsi dan tujuan psikoterapi ?
e.       Apa perbedaan psikoterapi dan konseling ?
f.       Bagaiamana konsep menolong dalam islam ?

C.    Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui pengertian bimbingan konseling,
b.      Untuk mengetahui tujuan serta fungsi bimbingan dan konseling,
c.       Untuk mengetahui pengertian psikoterapi,
d.      Untuk mengetahui tujuan dan fungsi psikoterapi,
e.       Untuk mengetahui perbedaan antara konseling dan psikoterapi,
f.       Serta mengetahui bagaimana konsep menolong dalam islam.

BAB III
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bimbingan
Dalam mendefinisikan istilah bimbingan, para ahli bidang bimbingan konseling memberikan pengertian yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengertian yang mereka sajikan memiliki satu kesamaan arti bahwa bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan.
Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Hal senada juga dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sementara Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial). 

B.     Pengertian Konseling
Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dimana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. (Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).
Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. Dalam hal ini dapat disimpulkan pula bahwa yang dimaksud dengan konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya.
Dari pengertian bimbingan dan konseling maka dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa bimbingan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu atau kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosilal, belajar, karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma yang berlaku. Dalam hal ini, kemudian muncul istilah konselor. Yang berarti bahwa seorang konselor merupakan seorang tenaga professional yang melaksanakan layanan  professional bimbingan dan konseling. ( ketetapan pengurus besar asosiasi bimbingan dan konseling Indonesia Nomor 01/Peng/PBABKIN/2007 ). Jadi konselor adalah pelaksana utama yang mengkoordinasi semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Dalam kegiatan bimbingan konseling terdapat hubungan timbal balik antara dua individu, di mana seorang konselor membantu yang lain, supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang yang disebut dengan klien atau konselee.
Kemudian bagaimana kedudukan BK dalam proese pendidikan ? Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan untuk membantu siswa mengembangkan diri agar mencapai hasil perkembangan yang optimum sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Melalui layanan bimbingan dan konseling para siswa dibantu dalam mengembangkan perilaku dan keterampilan personal, sosial, komunikasi, emosional, akademik, berpikir kritis, dan karir. Para siswa juga terbatu untuk meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain. Serta mengatasi masalah yang dihadapi dalam bidang personal, sosial, akademik dan karir.

C.    Tujuan Bimbingan Konseling
Setiap disiplin ilmu baik yang mengkaji masalah teologi maupun sains sudah pasti memiliki tujuan. Apalagi BK yang peranannya adalah untuk mengembangkan potensi individu dalam memahami diri sendiri dan orang lain serta memecahkan permasalahan yang dihadapi memiliki tujuan yang pasti. Tujuan dari bimbingan dan konseling adalah :
a.         Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
b.         Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek- aspek nilai  dan berani menghadapi resiko.
c.         Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
d.        Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.
e.         Memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain.
f.          Menjunjung tinggi nilai-nilai kodrati laki-laki atau perempuan sebagai dasar dalam kehidupan sosial.
g.         Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
h.         Memperkaya strategi dan mencari peluang dalam berbagai tantangan kehidupan yang semakin kompetitif.
i.           Mengembangkan dan memelihara penguasaan perilaku, nilai, dan kompetensi yang mendukung pilihan karir.
j.           Meyakini nilai-nilai yg terkandung dalam pernikahan dan berkeluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yg bermartabat.

D.    Fungsi Bimbingan Konseling
Terlepas dari tujuan, kini fungsi bimbingan dan konseling. BK berfungsi sebagai:
a.       Pemahaman, yakni memahami karakteristik,potensi,tugas-tugas perkembangan Pesertadidik dan membantu mereka untuk memahaminya secara objektif/ realistik,
b.      Preventif, yaitu memberikan layanan orientasi dan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yang patut dipahami peserta didik agar mereka tercegah dari masalah
c.       Pengembangan, yaitu memberikan  layanan  bimbingan untuk  membantu peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya/tugas-tugas perkembangnnya,
d.      Kuratif, yakni membantu para Peserta didik agar mereka dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (pribadi, sosial, belajar, atau karir)

E.     PSIKOTERAPI
a.      Pengertian
Psikoterapi berasal dari kata psyche dan therapy. Kata psyche berarti jiwa. Sedangkan therapy yang berarti penyembuhan. Dalam bahasa arab psyche dapat dipadankan dengan “nafs” dengan bentuk jama’nya “anfus” atau “nufus” yang berarti jiwa, ruh, darah, jasad, orang diri dan sendiri. Sehingga arti sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang.
Menurut corsini ( 1989 ) merupakan proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri atas satu orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan pada salah satu dari kedua belah pihak karena malangfungsi pada salah satu dari bidang seperti fungsi kognitif dan fungsi afektif.
Lewis R. Worberg M.D dalam bukunya yang berjudul the technique psychotherapy, mengatakan bahwa yang disebut dengan psikoterapi adalah  perasaan dengan menggunakan alat-alat psikologi terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan professional dengan pasien yang bertujuan untuk menghilangkan, mengubah, atau menurunkan gejala-gejala yang ada.

b.      Fungsi dan Tujuan Psikoterapi
Fungsi psikoterapi adalah sebagai berikut :
  1. Fungsi pemahaman ( understanding ), yaitu memberikan pemahaman pengertian tentang manusia problematikanya dalam hidup dan kehidupan serta bagaimana mencari solusi dari problematika tersebut secara baik dan benar.
  2. Fungsi pengendalian ( control ) yakni memeberikan potensi yang dapat mengarahkan aktivitas setiap manusia agar tetap terjaga dalam pengendalian  dan Allah s.w.t. Sehingga tidak akan keluar dari hal kebenaran, kebaikan, dan kemanfaatan. Cita-cita dan tujuan hidup dan kehidupan akan dapat tercapai dengan sukses. Eksistensi dan esensi diri senantiasa mengalami kemajuan dan perkembangan yang positif serta terjadi keselarasan dan harmoni dalam kehidupan bersosialisasi. Baik secara vertikal maupun horizontal.
  3. Fungsi Peramalan atau Analisa Kedepan (Prediction). Dengan ilmu ini seseorang akan memiliki potensi dasar untuk dapat melakukan anlisa kedepan tentang segala peristiwa, kejadian, dan perkembangan. Hal itu dapat dibawa dan dianalisa berdasarkan peristiwa masa lalu, sedang, atau akan terjadi. Dengan mengetahui sesuatu yang akan terjadi, maka seseorang akan dapat mempersiapkan diri untuk tindakan antisipasi. Jika peristiwa itu akan membawa manfaat atau tidak, kebaikan atau tidak, kebenaran atau tidak. Dan akhirnya banyak mengundang hikmah dan kebaikan bagi kehidupan manusia.
  4. Fungsi Pengembangan (Development). Mengembangkan ilmu keislaman, khususnya tentang manusia dan seluk beluknya. Baik yang berhubungan dengan problematika ketuhanan menuju keinsanan, baik yang bersifat teoritis, aplikatif, maupun empirik. Bahkan bagi yang mempelajari dan mengaplikasikan ilmu ini, iapun berarti melakukan proses pengembangan esensi keinsanan yang sempurna.
  5. Fungsi Pendidikan (Education). Hakikat pendidikan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Misalnya dari keadaan tidak tahu menjadi tahu. Dari buruk menjadi baik. Atau dari yang sudah baik menjadi lebih baik lagi.
Disamping fungsi-fungsi utama tersebut, masih ada fungsi yang bersifat spesifik, yaitu :
.
  1. Fungsi pencegahan (prefention), dengan mempelajari, memahami dan mengaplikasikan ilmu ini, seseorang akan dapat terhindar dari hal-hal, kejadian, peristiwa yang membahayakan dirinya, jiwa mental, spiritual, atau moralnya.Sebab ilmu ini akan dapat menimbulkan potensi prefentif.
  2. Fungsi penyembuhan dan perawatan (treatment), psikoterapi islam akan  membantu seseorang melakukan, pengobatan, penyembuhan, dan perawatan terhadap gangguan mental, spiritual, dan kejiwaan, seperti dengan dzikrullah, hati dan jiwa menjadi tenang dan damai.
  3. Fungsi Pensucian dan Pembersihan (Sterilisasi/Purification). Psikoterapi islam melakukan upaya pensucian diri dari  bekasan-bekasan dosa dan kedurhakaan dengan pensucian najis (istinja), pensucian yang kotor (mandi), pensucian yang bersih (wudlu), pensucian yang suci atau fitri (shalat/taubat) dan pensucian yang  maha suci (dzikrullah, mentauhidkan Allah)
Adapun tujuan dari psikoterapi adalah :
  1. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey ( 1987 ), yaitu membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang telah lewat dan menyusun sintesis baru dari konflik-konflik yang lama.
  2. Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey ( 1991 ), yaitu membantu klien menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat melalui konflik-konflik yang ditekankan melalui pendekatan intelektual.
  3. Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey yaitu, agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggungjawab terhadap arah kehidupan seseorang.
c.       Perbedaan Psikoterapi dengan Konseling
Perbedaannya adalah :
  1. Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memfokuskan pada masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
  2. Konseling dijalankan atas dasar falsafah atau pandangan terhadap manusia,sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi.
  3. Konseling dan psikoterapi berbeda tujuan dan cara mencapai tujuan masing-masing.

d.      Konsep Menolong dalam Islam
Dalam islam konsep tolong menolong berdasarkan kepada firman allah surat al-maidah ayat 2 yang artinya :
 “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Dalam bahasa arab tolong menolong diartikan sebagai ta’awun. Konsep ta’awun ini merupakan dasar yang dijadikan asas untuk mengaplikasikan teori islam atas harta. Dengan tanpa adanya ta’awun maka teori tersebut tidak dapat diwujudkan.
Dan tanpa adanya pemahaman yang benar tentang makna ta’awun dan keimanan yang mendalam, maka kehidupan masyarakat islam tidak akan pernah terbangun, dan konsep ekonominya sebatas retorika. Masyarakat islam mempunyai syiar dan rahmat Tuhan lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan ( seperti dalam surat az zukhruf ayat 32 ). Dalam arti harta kekayaan bukanlah menjadi tujuan hidup, harta berfungsi sebagai fungsi pokok kehidupan dan mempunyai tugas sosial yang cukup urgen. Manusia sama dihadapan Allah  dan yang membedakan adalah kadar takwa yang akan menyampaikan seorang hamba pada rahmat Allah.




BAB V
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan (process of helping) kepada individu agar mampu memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri, dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan ( agama dan budaya) sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (berbahagia, baik secara personal maupun sosial).  Sedangkan konseling adalah proses interaksi antara konselor dengan klien/konselee baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (melalui media : internet, atau telepon) dalam rangka membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya. Jadi, bimbingan konseling merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu atau kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosilal, belajar, karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma yang berlaku.
Kedudukan BK dalam pendidikan yakni, Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan untuk membantu siswa mengembangkan diri agar mencapai hasil perkembangan yang optimum sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Melalui layanan bimbingan dan konseling para siswa dibantu dalam mengembangkan perilaku dan keterampilan personal, sosial, komunikasi, emosional, akademik, berpikir kritis, dan karir.
Tujuan BK sendiri salah satunya adalah mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif serta dapat memelihara nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan fungsi BK adalah sebagai pemahaman, preventif, pengembangan dan kuratif.
Psikoterapi berasal dari kata psyche dan therapy. Kata psyche berarti jiwa. Sedangkan therapy yang berarti penyembuhan. Dalam bahasa arab psyche dapat dipadankan dengan “nafs” dengan bentuk jama’nya “anfus” atau “nufus” yang berarti jiwa, ruh, darah, jasad, orang diri dan sendiri. Sehingga arti sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan seseorang. Fungsi psikoterapi adalah memberikan fungsi pemahaman, fungsi pengendalian, fungsi prediktif, fungsi pengembangan (Development), fungsi pendidikan (Education).
Disamping fungsi-fungsi utama tersebut, masih ada fungsi yang bersifat spesifik, yaitu, fungsi pencegahan (prefention), fungsi penyembuhan dan perawatan (treatment), fungsi pensucian dan pembersihan (Sterilisasi/Purification). Adapun tujuan dari psikoterapi salah satunya adalah dengan pendekatan psikodinamik yaitu membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang telah lewat dan menyusun sintesis baru dari konflik-konflik yang lama. Salah satu perbedaan psikoterapi dengan konseling adalah konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memfokuskan pada masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
Dan tanpa adanya pemahaman yang benar tentang makna ta’awun dan keimanan yang mendalam, maka kehidupan masyarakat islam tidak akan pernah terbangun, dan konsep ekonominya sebatas retorika. Masyarakat islam mempunyai syiar dan rahmat Tuhan lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan ( seperti dalam surat az zukhruf ayat 32 ). Dalam arti harta kekayaan bukanlah menjadi tujuan hidup, harta berfungsi sebagai fungsi pokok kehidupan dan mempunyai tugas sosial yang cukup urgen. Manusia sama dihadapan Allah  dan yang membedakan adalah kadar takwa yang akan menyampaikan seorang hamba pada rahmat Allah.

b.      Saran
Penulisan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.









DAFTAR PUSTAKA

Dadang Hawari, Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi, Jakarta: FKUI, 2002
Yahya Jaya, Spiritual Islam Dalam Menumbuhkembangkan Kepribadian dan Kesehatan Mental, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset, 1994
James P. Chaplin, Dictionary of Psychology, Terj, Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: Rajawali, 1999
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001
Emha Ainun Najib, Intisari Mind. Body and Soul, Jakarta: PT. Intisari Mediatama, 2005
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset, 1997
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993