Kamis, 21 Maret 2013

ILMU PENGETAHUAN ALAM SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN TEKNOLOGI


Konsep ilmu pengetahuan alam sebagai dasar pengembangan teknologi berawal dari sebuah keingintahuan mengenai sesuatu yang belum diketahui oleh manusia. Keingintahuan tersebut mendorong seseorang untuk mencari prinsip atau teori yang diperoleh melalui percobaan. Pengkajian ini bertujuan untuk memenuhi penjelasan dari objek ( benda dan energi ) dan peristiwa alam. Para ilmuwan menempatkan ilmu pengetahuan alam dasar sebagai ilmu dasar bagi ilmu terapan dan teknologi. Teknologi dapat dibentuk dari pengetahuan alam dasar karena ilmu pengetahuan alam dasar ini berperan dalam mengendalikan teknologi melalui prinsip dan teorinya. Ilmu pengetahuan alam dasar dan pengendalian alam dari ilmu pengetahuan alam terapan digunakan teknologi untuk menyusun objek-objek, membuat kontruksi alam dan membuat alat untuk mengendalikan cara alam bekerja.[1] Ilmu pengetahuan alam sebagai dasar pengembangan teknologi saat ini berkembang pesat. Misalnya saja dalam peningkatan kesehatan, penyediaan energi, dan perkembangan industri.
a.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi dalam Peningkatan Kesehatan
Dewasa ini dalam bidang teknik kedokteran sedang sedang dilakukan perancangan orang buatan, yakni alat buatan manusia yang ditanam di dalam tubuh untuk menggantikan bagian-bagian sistem yang tidak dapat lagi bekerja dengan baik, terutama organ dalam manusia yang paling vital, yaitu jantung. Yang pertama digunakan secara luas adalah katup jantung yang disebabkan oleh adanya kebocoran antara bilik-bilik jantung. Salah satu jenis katup jantung berupa bola plastik sebesar kelereng yang dikurung dengan kurungan mini dari baja lebih dari 100.000 orang Amerika menggunakan katup jantung buatan seperti itu. Namun, bahan yang sempurna untuk jantung buatan ini belum ditemukan. Bahan ini harus kuat dan awet, tidak tertembus oleh cairan ataupun jaringan tubuh, serta tidak boleh membahayakan tubuh pasien. Yang penting bahwa bahan tersebut harus cocok dengan darah manusia sehingga tidak menyebabkan penggumpalan. Pada saat ini masih digunakan karet silikon yang masih memiliki beberapa kekurangan diantaranya, mudah sobek, sering menyebabkan timbulnya penggumpalan darah[2].
b.      Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi dalam Penyediaan Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja ( misal untuk energi listrik dan mekanika ); daya ( kekuatan ) yang dapat digunakan untuk berbagai proses kegiatan, misal dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan ( seperti sinar matahari ); tenaga.[3]
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam dan teknologi, proses pengilangan minyak bumi dan pengambilan biji menjadi lebih efisien, sehingga produksinya meningkat. Sebagai contoh bensin dari minyak bumi. Minyak bumi adalah hasil pelapukan dari laut. Pada proses penyulingan belum diperoleh bensin yang memadai dan kualitasnya rendah. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologiuntuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pada bensin tersebut maka dilakukan proses peretakan ( croking : proses memanaskan bahan bertitik didih tinggi dibawah tekanan ) dengan menggunakan katalisator, sehingga molekul-molekul besar pecahmenjadi molekul-molekul kecil dan proses reformasi ( proses dengan katalisator yang mengubah senyawa alifatik menjadi senyawa aromatik ). Dengan proses percetakan dan reformasi diperoleh peningkatan bensin, baik kualitas maupun kuantitasnya. Selain itu, yang kini tengah dimanfaatkan adalah tenaga matahari sebagai sel surya dengan bahan silikon Kristal tunggal yang belum ekonomis, tetapi pembuatan sel surya dalam bentuk semua Kristal telah mempunyai arti ekonomis dan telah banyak dijumpai, misalnya kalkulator solar sel.
c.       Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi dalam Perkembangan Industri
Perkembangan industri dimuali dari Eropa kemudian menjalar ke Amerika dan Asia maju dengan pesat, karena masyarakat mengharapkan kesejahteraan ekonomi yang meningkat untuk masa depan. Sehingga timbullah revolusi industri yang pertama. Perkembangan industry yang berikutnya diikuti dengan ditemukannya transistor ( revolusi industri kedua, zaman kendali otomatis ). Adapun pola perkembangan industry meliputi tiga tahap, yaitu :
Tahap 1
Selama 50-100 tahun sebelum perang dunia kedua, sektor industri yang dipelopori teknologi berkembang sangat pesat dalam bidang pembuatan baja,jalan kereta api, penambangan batu bara, dan biji besi, industri mobil listrik tenaga panas bumi.
Tahap 2
Setelah perang dunia kedua lahirlah pola main. Muncullah kini revolusi hijau di bidang pertanian, industri kimia, elektronika, teknologi komputer, telekomunikasi, plastic, logam ringan seperti aluminium,alloys, pesawat pancar gas, teknologi nuklir, berdasarkan fision,dirgantara dan lain-lain. Tahap ini memperlihatkan hubungan erat antara teknologi dan perkembangan guna sosialnya.
Tahap 3
Dimasa mendatang bioteknologi akan menjadi sangat pentin, orang sudah mempengaruhi genetika dan bio-engineering. Hal ini disebabkan oleh keharusan-keharusan yang muncul dari kebutuhan produksi, masalah tata lingkungan dan kapasitas produksi[4].


[1] Drs. Ibnu Mas’ud,dkk, Ilmu Alamiah Dasar, CV Pustaka Setia, Bandung,  2008, hlm 215.
[2] Ibid, hal.215-216
[3] Kamus Besar Bahasa Indonesia Elektrik
[4] Drs. Ibnu Mas’ud,dkk, Ilmu Alamiah Dasar, CV Pustaka Setia, Bandung,  2008, hlm 217-218

3 komentar: